Asbabun Nuzul Surah As-Sajdah

Asbabun Nuzul Surah As-Sajdah

16. “lambung mereka jauh dari tempat tidurnya* dan mereka selalu berdoa kepada Rabbnya dengan penuh rasa takut dan harap, serta mereka menafkahkan apa apa rezki yang Kami berikan.”
(as-Sajdah: 16)
*Maksudnya mereka tidak tidur di waktu biasanya orang tidur untuk mengerjakan shalat malam.
Diriwayatkan oleh al-Bazzar yang bersumber dari Bilal. Dalam sanad hadits ini terdapat seorang rawi yang daif, yaitu ‘Abdullah bin Syabib. Bahwa ketika Bilal dan para sahabat Rasulullah duduk-duduk di masjid, ada sahabat-sahabat lainnya yang shalat sunat sesudah magrib sampai isya. Maka turunlah ayat ini (as-Sajdah: 16) yang melukiskan perbuatan orang-orang yang terpuji.
Diriwayatkan dan disahihkan oleh at-Tirmidzi, yang bersumber dari Anas bahwa ayat ini (as-Sajdah: 16) turun berkenaan dengan para sahabat yang menunggu shalat al-‘atamah (shalat isya yang dilakukan pada akhir malam).
18. “Apakah orang-orang beriman itu sama dengan orang-orang yang fasik? mereka tidak sama.”
(as-Sajdah: 18)
Diriwayatkan oleh al-Wahidi dan Ibnu ‘Asakir, dari Sa’id bin Jubair, yang bersumber dari Ibnu ‘Abbas. Diriwayatkan pula oleh Ibnu Jarir yang bersumber dari ‘Atha’ bin Yasar. Diriwayatkan pula oleh Ibnu ‘Adi dan al-Kathib di dalam kitab Tarikh-nya, dari al-Kalbi, dari Abu Shalih, yang bersumber dari Ibnu ‘Abbas bahwa al-Walid bin ‘Uqbah bin Abi Mu’aith berkata kepada ‘Ali bin Abi Thalib: “Mata tombak kami lebih tajam daripada tombakmu, lidah kami lebih lancar daripada lidahmu, dan anak buah kami lebih banyak daripada anak buahmu.” ‘Ali menjawab: “Tutup mulutmu. Sesungguhnya engkau orang fasik.” Ayat ini (as-Sajdah: 18) turun berkenaan dengan peristiwa tersebut yang menegaskan bahwa orang fasik tidak sama dengan orang Mukmin.
Diriwayatkan oleh al-Khathib dan Ibnu ‘Asakir, dari Ibnu Luhai’ah dari ‘Amr bin Dinar, yang bersumber dari Ibnu ‘Abbas bahwa ayat ini (as-Sajdah: 18) turun berkenaan dengan percekcokan lisan antara ‘Ali bin Abi Thalib dan ‘Uqbah bin Abi Mu’aith. Dalam riwayat ini dikemukakan pula bahwa ayat tersebut turun berkenaan dengan ‘Uqbah bin al-Walid, dan bukan al-Walid.
“dan mereka bertanya: “Bilakah kemenangan itu (datang) jika kamu memang orang-orang yang benar?”Katakanlah: “Pada hari kemenangan* itu tidak berguna bagi orang-orang kafir, iman mereka dan tidak pula mereka diberi tangguh.”
(as-Sajdah: 28-29)
*Hari kemenangan ialah hari kiamat, atau kemenangan dalam perang Badar, atau penaklukan kota Makkah
Diriwayatkan oleh Ibnu Jarir yang bersumber dari Qatadah bahwa para sahabat berkata: “Sesungguhnya hari untuk beristirahat dan bersenang-senang telah mendekat kepada kami.” Berkatalah kaum musyrikin: “Bilakah kemenangan itu, sekiranya kalian benar?” maka turunlah ayat tersebut (as-Sajdah: 28-29) sebagai penegasan kepada mereka bahwa pada waktu itu keimanan tidak akan berfaedah bagi orang-orang kafir.
Sumber: Asbabun Nuzul, KHQ Shaleh dkk

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Temu Kangen Alias Reunian SMA Cimindi

Amalan Anak Kunci Pembuka Khasanah Langit dan Bumi

KEBUN TEH PANGHEOTAN CIKALONG WETAN