Postingan

Menampilkan postingan dari Oktober, 2017

JANGAN PERNAH BERSANDAR PADA AMAL

Ada 4 Pria berbicara tentang amal ibadah mereka dan kesuksesan yang didapat : Pria 1 : Alhamdulillah, sejak sering sholat Tahajud dan shalat Dhuha, rejeki menjadi lancar. Bisnis sukses, sebentar lagi anak saya lulus SMU, rencananya akan sekolah keluar negeri. Pria 2 : Bukan main, hebat sekali, sejak naik haji dan umroh, ibadahku semakin rajin, Alhamdulillah anak juga sukses, rumahnya harganya miliaran, asset bertambah, aku sangat bangga, berkah doa saya. Pria 3 : Masya Allah, sungguh nikmat tak terkira sejak rajin puasa, rajin shalat subuh di Masjid dan bersedekah, rezeki bagaikan sungai mengalir tidak ada putus-putusnya. Anak baru selesai kuliah di luar negeri dan jadi staff khusus Menteri. Ketiga pria tersebut kemudian melirik ke arah Pria ke-4 yg sejak tadi hanya terdiam. Salah satu bertanya kepada Pria ke-4. "Bagaimana dirimu? kenapa Kau diam saja?" Pria 4 : Saya tidak sehebat kalian, *jangankan kesuksesan, bahkan saya tidak tahu ibadah yang saya lakukan diteri

DIMANA MAYATNYA

(Ketika jantungmu berhenti, tidak perlu dicemaskan) Saat sekarat, tidak perlu dicemaskan_ Jangan perdulikan jasadmu yang akan hancur!! ... Kaum muslimin... akan melaksanakan kewajiban mereka: 1. Melucuti pakaianmu. 2. Memandikanmu. 3. Mengafanimu. 4. Menggalikan lubang lahatmu. 5. Mengeluarkanmu dari rumahmu. 6. Memanggulmu di atas pundak² mereka. 7. Mengantarkanmu ke tempat tinggalmu yang baru (kuburan). 8. Orang-orang akan berdatangan merawat dan mengurus jenazahmu, bahkan banyak yang  meninggalkan pekerjaannya demi untuk penguburanmu. 9. Perabotan2mu akan segera diurus dan berpindah tangan: - kunci-kunci kendaraan dan rumah - tas - buku-buku - handphone - sepatu - pakaian Apabila keluargamu baik, mereka menyedekahkannya agar bermanfaat untukmu. Yakinlah!!!* bahwa: ~Dunia tidak sedih karena kematianmu ! ~Alam semesta tidak berduka atas kepergianmu ! ~Segala sesuatu akan berjalan seperti biasa dan tidak berubah dengan perpisahanmu!! ~Perekonomian akan terus ber

KEINGINAN

*TENTANG KEINGINAN* *تمنيــــــــــت ..* أن أتزوج و فعلاً تزوجت   ولكن الحياة موحشة بلا أوﻻد .. *Aku ingin* memiliki istri dan aku pun akhirnya menikah, namun hidup terasa sepi tanpa anak-anak...     *فتمنيــــــــــت ..* أن أرزق بالأطفال    وفعلآ رزقت بالأطفال ..      ولكنني ما لبثت إلا وقد سئمت من جدران الشقة .. *Maka aku pun ingin* dikaruniai anak, dan akhirnya Allah menganugerahkan anak-anak. Namun, dinding apartemen mulai terasa sempit bagiku...     *فتمنيــــــــــت ..*   أمتلك منزﻵ به حديقة ..     وفعلاً وبعد عناء امتلكت المنزل والحديقة ولكن اﻷوﻻد كبروا .. *Aku pun ingin* memiliki rumah yang disertai taman, dan akhirnya setelah bekerja keras akupun memiliki rumah berikut tamannya. Namun...anak-anak mulai beranjak dewasa... *فتمنيــــــــــت ..* أن أزوجهم .. وفعلاً تزوجوا لكنني سئمت من العمل ومن مشاقه أصبح يتعبني .. Maka *aku pun berkeinginan* menikahkan mereka dan mereka pun akhirnya menikah. Dan aku pun merasa bosan dengan pekerjaanku dengan berbagai keru