Qolbun

 Assalamualaikum warohmatullohi wabarokatu

  H A T I

Sesungguhnya di dalam tubuh manusia ada segumpal daging. Apabila segumpal daging itu baik, maka semua anggota tubuh akan baik. 

Apabila segumpal daging itu buruk, maka semua anggota tubuh akan menjadi buruk pula. Segumpal daging itu adalah hati ( qalbun )

Begitulah sabda Nabi Muhammad SAW( (HR. Bukhari  no 52 dan Muslim no 1599)

Kita tentu akrab dengan redaksi hadits di atas. Memaknai hadits di atas, hati yang dimaksud memiliki dua pengertian, yakni hati jasmani dan hati rohani. 

Dalam bahasa Arab, qalbun bisa berarti jantung.

Dari sisi medis, jantung dianggap sebagai pusat kehidupan manusia. Jantung adalah organ vital yang berperan penting bagi berlangsungnya fungsi mekanisme anggota tubuh lainnya. 

Sedangkan hati ruhani tak kasat mata, tak bisa diraba, bersifat robbani, dan media bagi manusia untuk mengenal dan mengetahui Allah SWT. Meskipun bisa dikaitkan dengan hati jasmani, hadits di atas lebih berkaitan dengan hati rohani mengingat sabda Rasulullah SAW tersebut merupakan akhir pembicaraan tentang haram, halal, dan syubhat.

Rasulullah SAW bersabda, “Sesungguhnya yang halal telah jelas, yang haram telah jelas, dan di antara keduanya adalah hal-hal syubhat yang tak diketahui banyak orang. Barangsiapa menjaga diri dari hal-hal syubhat, ia benar- benar melakukan pembebasan bagi agama dan harga dirinya. Barangsiapa terjerumus pada hal-hal yang syubhat, ia pasti akan terjerumus pada yang haram.” Hadits yang masih panjang ini dipungkasi pernyataan Rasulullah SAW tentang segumpal daging.

Pilihan diksi “ segumpal daging ” yang digunakan Rasulullah SAW lebih bersifat metafora. Itulah kepiawaian beliau berkomunikasi menyampaikan risalah sesuai tingkat pemahaman pendengarnya . Sebagaimana secara jasmani, hati ruhani pun berperan sangat penting bagi kesehatan ruhani. Baik dan buruknya kondisi hati ruhani dapat berpengaruh terhadap kejiwaan, emosi, bahkan terhadap tubuh.

Pasalnya, tubuh atau jasad hanyalah pelaksana yang menjalankan perintah hati. Apabila hati baik, anggota tubuh akan ikut ke jalan yang baik. Apabila hati buruk, anggota tubuh akan mengarah pada jalan keburukan. Kejahatan maupun kebaikan seseorang bergantung pada kebersihan dan kekotoran hati ruhaninya. 

Secara umum, kondisi hati manusia terdiri dari 6 macam, 

Yaitu: 

1. HATI YANG SEHAT

Rasulullah SAW mengumpamakan hati yang sehat layaknya sebuah cangkir yang paling *bening, tipis, dan kuat.

Bening  berarti bersih dari dosa, sehingga hati menjadi jernih melihat, menimbang, dan menilai suatu masalah.

Tipis  berarti hati yang lembut, memiliki empati, peka, dan memiliki kecerdasan emosi, sehingga jauh dari sifat-sifat tercela. 

Kuat  berarti tahan banting dan tak mudah pecah atau retak. Maksudnya, hati yang tangguh dan sabar.

Hati yang sehat adalah hati yang bersih (qalbun salim). 

2. HATI YANG BERPENYAKIT

Lihat QS 2 ayat 10:

Dalam hati mereka ada penyakit, lalu ditambah Allah penyakitnya , dan bagi mereka siksa yg pedih , disebabkan mereka berdusta

3. HATI YANG MENGERAS


Lihat Q.S. 6, Ayat :43

Maka mengapa mereka tidak memohon  ( kepada Allah ) dengan tunduk  merendahkan diri ketika datang siksaan Kami kepada mereka , bahkan hati mereka telah menjadi keras dan syaitan pun menampakkan kepada mereka kebagusan apa yg selalu mereka kerjakan. 

4. HATI YANG MEMBATU


Lihat Q.S. 2 ,Ayat : 74.

Kemudian setelah itu hatimu menjadi keras seperti batu, bahkan lebih keras lagi. Padahal diantara batu batu itu sungguh ada yg mengalir sungai sungai daripadanya dan di antaranya  sungguh ada yg terbelah lalu keluarlah mata air daripadanya dan di antaranya sungguh ada yg meluncur jatuh , karena takut kepada Allah . Dan Allah sekali - kali tidak lengah dari apa yg kamu kerjakan.

5.HATI YANG TERTUTUP


Lihat Q.S. 83.Ayat: 14

Sekali - kali tidak ( demikian ), sebenarnya apa yg selalu mereka usahakan itu menutupi hati mereka

6.HATI YANG TERKUNCI ATAU HATI YANG MATI

Lihat Q.S.2 Ayat : 6-7

Sesungguhnya orang - orang kafir, sama saja bagi mereka , kamu beri peringatan atau tidak kamu beri peringatan , mereka juga tidak akan beriman.

Allah telah mengunci mati hati dan pendengaran mereka dan penglihatan mereka ditutup. Dan bagi mereka siksa yang amat berat*

Hati yang mati berarti tak ada kehidupan di dalamnya. Hawa nafsu pemimpinnya, syahwat komandan nya .

Hati yang mati tak mampu mendorong lahirnya tindakan - tindakan ruhaniah. Kita sangat perlu memahami kondisi hati kita masing-masing. Jika hati sakit, kita perlu menyehatkannya. Jika hati mati, kita perlu membuka relung kesadaran dan bergegas bertobat agar hati tak menjadi keras seperti batu dan penuh dengan noktah-noktah hitam. 

Penyakit hati pada dasarnya berasal dari nafsu buruk yang diperturutkan, sehingga melahirkan dosa-dosa dan kemaksiatan.

Hati yang tidak sehat akibat kekurangan iman. 

Obatnya adalah ketaatan, keikhlasan, dan tawakal.

 Agar hati tetap sehat dan bersih harus dijaga dengan sifat-sifat dan perilaku mulia. Kewajiban kita adalah menjaganya.

Walahualam bisawab

Wasalamualaikum warohmatullah wabarokatuh.



Komentar

Postingan populer dari blog ini

Temu Kangen Alias Reunian SMA Cimindi

Amalan Anak Kunci Pembuka Khasanah Langit dan Bumi

KEBUN TEH PANGHEOTAN CIKALONG WETAN