Surat AL kahfi dan Akhir Zaman


Nabi Muhammad (saw) yang diberkahi menyarankan bahwa siapapun yang menghadapi Dajjal seharusnya melantunkan kepadanya sepuluh ayat pertama surat al-Kahfi dan itu akan membuatnya selamat dari Fitnah Dajjal. Karena sejak bagian awal surat memiliki kepentingan strategis maka kita pun seharusnya memeriksa bagian akhir surat, untuk menemukan petunjuk tambahan yang mungkin ada terkait dengan subjek fitnah Dajjal tersebut.

Berikut ini adalah bagian akhir surat al-Kahfi:

Bismillahir rohmaanir rohim.

Ayat 100

“Dan pada hari itu (yakni pada saat globalisasi mencapai puncaknya, umat manusia akan mengalami berbagai konflik, peperangan, pembunuhan secara serampangan, bunuh diri, dll.) Kami nampakkan neraka Jahanam menyebar di hadapan orang-orang (kafir) yang menolak kebenaran.”

Dzul Qarnain pernah membangun dinding sehingga berhasil mengurung Ya’juj dan Ma’juj, dan dengan demikian menyelamatkan orang-orang dari perbuatan Fasad (yakni perbuatan yang merusak dan menghancurkan) yang dilakukan bangsa ini kepada mereka. Tetapi, kemudian dia melanjutkan dengan memperingatkan bahwa Allah Maha Tinggi pada suatu hari akan meruntuhkan dinding tersebut dan pada saat peristiwa itu terjadi, Zaman Akhir akan dimulai. Sepuluh tanda utama Zaman Akhir kemudian akan terungkap di dunia, dan di antara sepuluh tanda tersebut adalah lepasnya Ya’juj dan Ma’juj.

Kami telah menyatakan sebelumnya, jenis dunia apa yang akan muncul saat Ya’juj dan Ma’juj dilepaskan, yakni sangat bertentangan dengan tatanan dunia Dzul Qarnain. Ketika kekuasaan didirikan di atas pondasi ketidakbertuhanan, kekuasaan tersebut akan digunakan untuk menindas umat manusia, khususnya, orang-orang yang memiliki iman pada Allah Maha Tinggi dan yang beramal soleh. Tatanan alam dunia tersebut akan menghasilkan keadaan konflik, bukannya keadaan yang harmonis, dengan tatanan alam langit (samawat) di atas. Al-Qur’an menggambarkan alam langit ciptaan Allah bersifat damai dan harmonis sempurna.

Tatanan dunia Ya’juj dan Ma’juj yang muncul pada Zaman Akhir (Akhir Zaman/dimana kita hidup saat ini), di lain pihak, bersifat kacau dan anarkis bagaikan “aneka gelombang yang saling bertabrakan”. Pada saat itulah sangkakala akan ditiup (tetapi hanya penduduk langit di atas yang mampu mendengarnya). Saat sangkakala ditiup, itu menandakan permulaan Hari Kiamat atau Hari Akhir dan itu akan, menjadi tanda permulaan proses keputusan Tuhan yang akan membawa seluruh umat manusia berkumpul bersama dalam satu masyarakat global Ya’juj dan Ma’juj yang pada intinya tidak bertuhan.

Masyarakat global tersebut akan terdiri dari manusia yang meniru Ya’juj dan Ma’juj, dan akan dimasukkan ke dalam api neraka. Proses perubahan yang tidak menyenangkan itu sebagai akibat karena umat manusia memilih apa yang dikatakan pada hari ini sebagai ‘globalisasi’! Surat al-Kahfi menginformasikan kepada kita bahwa masyarakat global itu bersifat kufur (tidak beriman) secara universal akan menyaksikan konflik, kekacauan, dan anarki, menjadi seperti neraka itu sendiri ditampakkan di hadapan dunia.

Ya’juj dan Ma’juj akan berhasil menggoda 999 dari setiap 1000 manusia di bumi kepada gaya hidup dekaden mereka, namun hamba-hamba Allah Maha Tinggi yang sejati akan menolak mereka. Melainkan, mereka akan mengikuti teladan para pemuda di dalam gua dengan memilih untuk menjauhi kenikmatan dunia yang penuh dengan godaan demi menjaga iman pada Allah Maha Tinggi.

Pada akhirnya, orang-orang beriman seharusnya meninggalkan kota-kota dunia modern dan menuju desa terpencil sehingga mereka, istri-istri, dan anak-anak mereka tidak dapat melihat ‘neraka’ yang menyebar di hadapan mata dunia sekuler yang tidak bertuhan (sebagaimana keadaan di dunia, kita hidup saat ini):
“Janganlah begitu, jika kamu mengetahui (dapat mengakses) ilmu pengetahuan yang yakin (yakni ilmu batin intuitif spiritual), niscaya kamu benar-benar akan melihat neraka Jahim (yang pada saat itu akan menyebar di hadapan orang-orang yang tidak beriman) . . .”
(al-Qur’an, at-Takatsur, 102: 5-6)

Ayat 101

“Yaitu orang-orang (yang sekarang termasuk dalam masyarakat utama, dan hidup dengan gaya hidup penduduk neraka, adalah orang-orang) yang matanya dalam keadaan tertutup dari mengingat-Ku, dan bahkan mereka tidak sanggup mendengar (kalimat kebenaran)!”

Ayat ini berhubungan dengan api-neraka yang “pada hari ini Kami tampakkan di hadapan orang-orang yang tidak beriman”, dan memperingatkan bahwa api neraka menunggu orang-orang yang memiliki mata tetapi tidak digunakan untuk melihat – telinga tetapi tidak digunakan untuk mendengar – hati tetapi tidak digunakan untuk memahami. Implikasinya adalah hanya orang yang tercerahkan secara spiritual yang akan mampu mengenali Dajjal yang pada suatu hari akan muncul dalam wujud manusia.

Dan hanyalah mereka yang mengenali bahwa Ya’juj dan Ma’juj adalah bangsa Eropa yang berasal dari suku Khazar di Eropa Tengah dan yang beralih pada agama Yahudi segera setelah masa Nabi Muhammad. Hanyalah mereka yang mengenali drama penting yang diprogram oleh Tuhan, ketika makhluk-makhlukjahat ini menjalankan misi mereka dalam menipu Bani Israel dan membawa mereka kembali ke Tanah Suci untuk memilikinya lagi.
Oleh karenanya, itu adalah serangan epistemologi yang membuat kebanyakan manusia tidak mampu ‘melihat’, ‘mendengar’, dan dengan demikian tidak mampu ‘memahami’ kenyataan dari serangan Dajjal yang membimbing mereka ke jalan menuju api neraka.

Sesuai dengan penjelasan Sheikh Imran, mereka akan ditipu dengan ‘penampilan eksternal’ sementara tetap tidak mampu mendalami ‘kenyataan internal’ dari berbagai hal. Nabi (saw) yang diberkahi memperingatkan tentang serangan epistemologi ini ketika dia menyatakan bahwa Dajjal melihat dengan satu mata, mata kiri, dan dia buta pada mata kanan. Penafsiran kami mengenai hadits ini adalah bahwa Dajjal buta ‘secara internal’ (buta mata hatinya atau mata batinnya, penerj.), dan bahwa serangannya kepada manusia akan bertujuan untuk membuat mereka, pun, buta ‘secara internal’!

Orang-orang beriman seharusnya berlindung kepada Allah Maha Tinggi dari Fitnah besar Dajjal ini, mereka seharusnya berdoa:

“Allahumma arini al-Asy ya ‘a kama hiya”

“Ya Allah, mohon tunjukkan hal-hal sebagaimana apa adanya (sehingga aku tidak tertipu oleh penampilannya)!

Ayat 102

“Maka apakah orang-orang yang tidak beriman (yang menolak Kitab Suci terakhir ini, yakni al-Qur’an, dan Nabi Allah Maha Tinggi yang terakhir ini, yakni Muhammad [saw]) menyangka bahwa mereka (dapat) mengambil hamba-hamba-Ku (menggoda mereka) menjadi teman dan sekutu (auliya) mereka bukannya tetap beriman kepada-Ku? Sesungguhnya Kami telah menyediakan neraka Jahanam sebagai tempat tinggal bagi orang-orang yang tidak beriman (dan semua orang yang lebih memilih berteman dengan orang-orang yang tidak beriman, daripada taat kepada Allah, Rasul-Nya dan orang-orang beriman).”

Jika para pemimpin tidak dapat mengenali bahwa kita sekarang hidup pada zaman ketika misi Dajjal yang pada akhirnya ditakdirkan untuk memerintah dunia dari Jerusalem (dari negara Israel palsu) akan segera tercapai, bagaimana mereka dapat berfungsi sebagai penggembala dan pembimbing Umat? Tetapi, hanya dengan beberapa pengecualian, mereka adalah jenis orang yang memegang kepemimpinan umat muslim dan negara muslim di seluruh dunia pada saat ini.

Beberapa dari mereka menunjukkan ketaatan kepada Sunah Nabi Muhammad (saw) dan ketaatan dengan ikhlas kepada Islam, tetapi masih sangat tidak waspada terhadap jebakan yang dipasang Dajjal untuk mereka. Mereka menderita nasib kebutaan mata batin karena tidak peduli atau keras-kepala menolak fakta bahwa Allah Maha Tinggi dapat menganugerahkan ilmu pengetahuan kepada hati hamba-hamba-Nya. Kebutaan mata batin mereka pun menimpakan hukuman Tuhan kepada mereka karena perang bodoh yang mereka lancarkan terhadap lentera spiritual otentik Islam (yakni, para syekh sufi otentik Islam).
Beberapa pemimpin komunitas muslim tetap bekerja sama dalam kolaborasi konstan dan memalukan dengan musuh-musuh Islam. Mereka memperoleh kepemimpinan atas umat Islam dengan bantuan dari musuh-musuh Islam secara terbuka maupun secara rahasia, atau dengan penggunaan buku cek secara licik! Dunia muslim pada saat ini menderita seperti segerombolan di atas segerombolan domba yang dipimpin oleh gembala-gembala yang menjadi sahabat para serigala.

Perserikatan yang dibentuk Euro-Yahudi dengan Euro-Kristen (Perserikatan Bangsa-Bangsa, penerj.) bertujuan menciptakan dan memelihara tatanan dunia Ya’juj dan Ma’juj yang sekarang mengendalikan dunia. Secara spesifik al-Qur’an melarang umat muslim menjadi teman atau sekutu (auliya) dalam perserikatan tersebut dan memperingatkan bahwa siapa pun yang memeluk, atau dipeluk, oleh perserikatan tersebut akan menjadi anggota keluarga Ya’juj dan Ma’juj dan memasuki api neraka. (lihat al-Qur’an, al-Maidah, 5: 51).

Surat al-Kahfi pada bagian akhir dengan percaya diri menyatakan bahwa hamba-hamba Allah yang mendapat petunjuk yang benar akan melawan orang-orang yang tidak beriman dan tidak akan pernah bergabung dengan masyarakat yang pada intinya tidak bertuhan. Mereka pun tidak akan pernah menjadi teman dan sekutu dalam perserikatan Kristen-Yahudi Eropa yang sekarang mengendalikan dunia. Bukannya berteman dengan dunia tidak bertuhan, hamba-hamba Allah Maha Tinggi yang sejati berjuang untuk tetap beriman pada Allah Maha Tinggi dengan berlepas diri dari dunia yang tidak bertuhan itu.

Ayat Ke-103 dan Ke-104

“Katakanlah: Apakah akan Kami beritahukan kepadamu tentang orang-orang yang paling merugi perbuatannya?"

“Yaitu orang-orang yang telah sia-sia perbuatannya dalam kehidupan dunia ini (karena mereka mencurahkan segala usaha mereka untuk mengejar materi duniawi tanpa kesadaran bahwa semua usaha dan kerja mereka sia-sia karena mereka telah sesat), sedangkan mereka menyangka bahwa mereka berbuat sebaik-baiknya (yakni, mereka percaya bahwa prestasi mereka adalah hebat dan bahwa mereka membuat kesuksesan dalam hidup mereka).”

Peradaban barat modern bermata satu dan ‘pembantunya’ di seluruh dunia membuat klaim yang palsu dan tidak sah. Mereka berusaha meyakinkan umat manusia bahwa karena dunia menyaksikan kemajuan teknologi yang luar biasa, maka dunia menjadi lebih baik dan semakin baik lagi, dan maka, ini adalah yang terbaik dari semua dunia yang pernah ada. Mereka beargumen bahwa peradaban barat yang bertanggungjawab membawakan ‘kemajuan’ luar biasa ini menjadikan semua peradaban yang pernah ada sebelumnya, termasuk Islam, hampir mati dan sudah kuno! Maka dari itu, umat manusia seharusnya meninggalkan segala cara hidup yang pernah ada sebelum zaman modern dan dengan sepenuh hati memeluk dan meniru cara hidup Euro-Kristen/Yahudi modern.

AS, Inggris, Kanada, Eropa, Australia, Singapura, dll., diberitakan dan disebarluaskan sebagai surga di bumi dan semua manusia yang buta mata batinnya pun dicuci otaknya sehingga mereka bermimpi mendapatkan passport ke ‘surga bumi’ tersebut. Padahal ‘surga’ yang dikagumi masyarakat utama di seluruh dunia pada kenyataannya membimbing mereka menuju api neraka. Namun, muslim ‘pembantu’ bermata satu mengkritik pendirian Desa Muslim yang berusaha berlepas diri dari dunia modern. Para pembantu ini menuntut bahwa umat muslim harus tetap menjadi bagian dalam ‘masyarakat utama’, bahkan ketika masyarakat utama itu menuju tempat pembuangan sampah dalam sejarah!

Ayat 105

“(Mereka sesat karena) mereka itulah orang-orang yang menolak (Kafir kepada) pesan-pesan dari Tuhan mereka (al-Qur’an adalah yang terakhir dan yang terpenting, dan mereka itu adalah orang-orang yang menolak klaim al-Qur’an sebagai wahyu yang diturunkan dari Tuhan Maha Esa, atau yang menerima al-Qur’an tetapi gagal menjalani hidup sesuai dengan petunjuknya) dan mereka menolak kepercayaan bahwa mereka ditakdirkan untuk berjumpa dengan Dia (pada Hari Penghakiman). Maka hapuslah amalan-amalan mereka, dan Kami tidak mengadakan suatu penilaian bagi mereka pada Hari Kiamat.”

Surat al-Kahfi berakhir dengan peringatan keras bahwa Allah Maha Tinggi akan menanggapi orang-orang yang mengkhianati Kebenaran dengan menolak memberi mereka penilaian apa pun pada Hari Penghakiman, ketika setiap manusia mendapatkan penilaian atas amalan-amalannya di alam dunia. Orang-orang yang timbangan kebaikannya berat akan dibalas dengan surga, sedangkan orang-orang yang timbangan kebaikannya ringan, atau tidak ada penilaian apa pun, akan dihukum dengan api neraka.

Ayat 106

“Demikianlah balasan mereka itu neraka Jahanam, disebabkan kekafiran mereka (terhadap al-Qur’an ini) dan disebabkan mereka menjadikan Pesan-pesan-Ku dan Rasul-rasul-Ku sebagai olok-olok.”

Zaman Akhir akan menyaksikan suatu perang melawan Islam sehingga orang-orang beriman yang soleh akan diperolok-olok dan disiksa. Tetapi orang-orang beriman dapat tetap merasa nyaman karena kepastian bahwa Allah Maha Tinggi akan menghukum para penyiksa tersebut dengan api neraka. Maka surat al-Kahfi berakhir, seperti pada bagian awalnya, dengan peringatan akan hukuman yang pedih dari Allah Maha Tinggi.

Ayat 107

“(Tetapi) sesungguhnya orang-orang yang beriman (yakni keimanan pada Allah Maha Tinggi telah masuk ke dalam hatinya dan dengan begitu mereka benar-benar takut kepada-Nya dan benar-benar mencintai-Nya, dan akibatnya, mereka menjauh dari yang Dia benci, dan mencintai yang Dia cintai) dan beramal soleh, bagi mereka adalah surga Firdaus menjadi tempat tinggal.”

Surat al-Kahfi berakhir, seperti pada bagian awal, dengan pesan kuat tentang harapan bagi orang-orang beriman dan beramal soleh. Karena mereka akan bertahan melewati badai terbesar dan terjahat yang pernah ada, balasan mereka adalah surga tertinggi – surga Firdaus!

Ayat 108

“Mereka kekal di dalamnya, mereka tidak ingin berpindah darinya.”

Balasan mereka tidak hanya permanen, tetapi juga mereka akan sangat merasa puas sehingga mereka tidak akan pernah mencoba untuk berpindah.

Ayat 109

“Katakanlah: (Ini adalah firman Allah Maha Tinggi, dan kalimat-kalimat Tuhanku adalah sedemikian sehingga) Jika sekiranya lautan menjadi tinta untuk (menulis) kalimat-kalimatTuhanku, sungguh habislah lautan itu sebelum habis (ditulis) kalimat-kalimat Tuhanku, meskipun Kami datangkan tambahan sebanyak itu (pula).”

Dengan demikian, orang-orang membuat kesalahan yang mengerikan saat mereka menolak al-Qur’an dan Nabi dan memperolok-olok keduanya, atau menolak petunjuk yang datang dari keduanya. Adalah dari al-Qur’an dan dari Nabi (saw) yang diberkahi sehingga umat manusia dapat memperoleh ilmu pengetahuan yang datang secara langsung dari Allah Maha Tinggi.

Ilmu pengetahuan dunia eksternal pun penting, karena itulah Allah Maha Tinggi menciptakan dunia eksternal. Tetapi ilmu pengetahuan yang Allah komunikasikan secara internal kepada hamba-hamba-Nya adalah jauh lebih penting. Ilmu pengetahuan ini tidak akan pernah habis.

Ayat 110

“Katakanlah (wahai Nabi): "Sesungguhnya aku ini (bukan tuhan, bukan anak Tuhan, bukan apa pun yang semacam itu, melainkan aku ini) hanya seorang manusia seperti kalian semua, (dan katakan lagi wahai Nabi) telah diwahyukan kepadaku bahwa sesungguhnya Tuhan kalian itu adalah Tuhan Yang Maha Esa. Maka barangsiapa mengharapkan perjumpaan dengan Tuhannya maka hendaklah ia mengerjakan amal soleh dan janganlah ia mempersekutukan seorang pun dalam beribadah kepada Tuhannya".

Surat al-Kahfi dimulai dengan peringatan keras kepada orang-orang yang menyatakan bahwa Allah Maha Tinggi telah ‘mengambil seorang anak’. Ungkapan itu digambarkan sebagai kaburat kalimatan (perkataan yang sangat buruk) dan kadziba (dusta). Surat al-Kahfi berakhir dengan kembali menyampaikan tema yang sama tentang syirik, tetapi kali ini untuk memastikan bahwa pesan Nabi Muhammad tidak akan pernah dirusak.

Inti utama kebenaran yang disampaikan oleh Nabi terakhir adalah “Tuhan kalian adalah Tuhan Yang Maha Esa”. Dalam kata-kata terakhirnya, surat al-Kahfi mendorong orang-orang yang mengharapkan perjumpaan dengan Tuhan mereka dalam keadaan berbahagia agar melakukan dua hal. Pertama, mereka harus berperilaku soleh, dan kedua, mereka harus sangat berhati-hati agar bisa melepaskan diri dari dosa Syirik (dan berbagai macam perwujudannya).

Eskatologi Islam – Sheikh Imran N. Hosein : SURAT AL-KAHFI DAN ZAMAN MODERN





Komentar

Postingan populer dari blog ini

Temu Kangen Alias Reunian SMA Cimindi

Amalan Anak Kunci Pembuka Khasanah Langit dan Bumi

KEBUN TEH PANGHEOTAN CIKALONG WETAN