Mencari Jati Diri

Mencari serta lalu berupaya untuk mengenal siapa jati diri yang sesungguhnya itu terkadang tidaklah selalu mudah mengapa ? ..tentu karena ada beragam aspek yang meliputi atau menelikung kehidupan manusia, intinya ada aspek atau dimensi yang bersifat lahiriah dan ada aspek atau dimensi yang bersifat abstrak.pergumulan manusia dengan beragam persoalan kehidupannya akan menentukan kearah mana ia mencari cari jati diri nya dan pergumulan itu tentu saja intinya selalu dengan kedua aspek itu; yang bersifat lahiriah-fisik-material dan yang bersifat abstrak-batiniah-spiritual-metafisis.atau mana yang lalu lebih dominan dalam membentuk pengenalan jati diri seseorang maka itu bergantung pada pengalaman hidup serta kualitas spiritual masing masing individu

Ketidak mudahan dalam membentuk pengenalan terhadap jati diri itu juga karena masalah yang ada diseputar itu kadang bersifat kompleks-tidak selalu bersifat sederhana.pembentukan jati diri adalah sebuah proses yang bisa demikian panjang dan seperti tak pernah selesai sepanjang yang bersangkutan masih selalu bergumul dengan beragam persoalan kehidupan yang dapat bersifat kompleks

Memang nampak mudah untuk menentukan identitas seseorang,kita tinggal melihat KTP nya atau lingkungan keluarganya atau institusi tempat ia bernaung,tetapi yang berkaitan dengan 'jati diri' tidaklah se simpel itu. seseorang dapat mencari cari jati diri nya bahkan jauh di luar lingkungan lahiriah tempat ia bernaung.dan karena dalam kehidupannya manusia dapat berhadapan dengan beragam persoalan yang bersifat kompleks yang diantaranya membuatnya terseret atau salah satunya ber muara kepada pembentukan jati diri

Jati diri juga adalah suatu persoalan yang lebih bersifat personal karena itu merupakan sesuatu yang tak bisa seutuhnya dibentuk dari luar.walau seseorang di doktrin-di ceramahi-di beri pelajaran-diberi pengarahan dlsb. tetapi semua itu tak lantas seratus persen dapat membentuk jati diri seseorang sebab hal atau kekuatan personal terkadang lebih mendominasi sehingga bahkan ada orang yang dalam pembentukan jati dirinya ia bersikap melawan indoktrinasi atau pengarahan terhadap dirinya, artinya dalam pembentukan jati diri nya manusia dapat melawan unsur-pengaruh dari luar dirinya yang dianggapnya asing.walau ada orang yang membentuk jati dirinya lebih dari bahan bahan yang berasal dari luar semacam indoktrinasi

Ciri dari jati diri yang lebih dibentuk oleh diri sendiri adalah adanya keterlibatan unsur unsur berfikir yang ada dalam diri manusia yang karakternya bersifat otonom-mandiri seperti unsur nurani serta akal.contoh; bila ia dapat menolak atau melawan hal hal yang tidak sesuai dengan suara hati nuraninya itu maka itu menjadi salah satu bahan pembentukan jati diri yang bersifat personal-non indoktrinasi tersendiri.demikian pula kalau secara mandiri-tanpa tekanan luar (seperti pengaruh indoktrinasi) akal fikiran dapat berfikir secara alami sehingga dapat secara bebas memilah serta lalu memilih mana yang benar-mana yang salah maka itupun dapat menjadi bahan pembentukan jati diri tersendiri yang bersifat personal-bukan bentukan dari luar semacam pengaruh indoktrinasi

Dengan kata lain, orang yang paling lemah secara spiritual adalah orang yang membentuk jati dirinya lebih dengan bergantung pada input yang berasal dari unsur luar dirinya semacam indoktrinasi tanpa melibatkan aktifitas nurani serta akal nya.atau dengan kata lain,orang yang menelan mentah mentah indoktrinasi yang berasal dari luar dirinya dan menjadikannya sebagai bahan baku utama pembentukan jati dirinya tanpa melibatkan unsur personal yang ada dalam dirinya seperti unsur nurani dan akal maka ia adalah orang yang paling lemah secara spiritual dalam hal pembentukan jati diri

Sehingga jati diri itu sendiri ada yang secara kualitas lemah dan ada yang kuat,yang lemah adalah yang lebih dibentuk oleh unsur unsur yang berasal dari luar semisal lingkungan lahiriah tempat ia berada atau beraktifitas atau indoktrinasi yang diterima dan yang kuat adalah yang dibentuk lebih oleh unsur unsur yang bersifat personal-dengan melibatkan unsur personal yang berada dalam dirinya seperti unsur nurani serta akal,sehingga dengan kekuatan nurani dan akal nya itu misal ia bahkan dapat melawan indoktrinasi terhadap diri nya

Secara institusional ada orang yang jati diri nya lebih dibentuk oleh sains ada yang oleh filsafat dan ada yang oleh agama maka itu bergantung pada kualitas spiritual masing masing individu serta juga bisa bergantung pada unsur pengalaman personal.orang yang secara spiritual sudah sampai pada taraf memikirkan hal hal semacam 'apa itu kebenaran hakiki','apa hakikat kehidupan', 'apa hakikat manusia', 'kemana serta bagaimana manusia setelah mati' dan pertanyaan pertanyaan sejenis maka biasanya ia akan mulai masuk ke wilayah agama karena sains maupun filsafat tidak memfasilitasi untuk dapat menemukan jawabannya

Tetapi dari sejarah sains-filsafat kita juga mengenal orang orang yang dicatat oleh sejarah yang jati dirinya lebih melekat atau lebih dilekatkan dengan teori teori sainstifik atau dengan pemikiran pemikiran filsafati atau dengan mazhab mazhab filsafati tertentu

Sebab itu persoalan jati diri sebenarnya bukan persoalan yang paralel dengan persoalan kebenaran karena jati diri seseorang itu dapat beragam serta malah dapat berlawanan satu sama lain. tetapi persoalan ini perlu untuk di dalami tentu untuk mengenal siapa diri ini sesungguhnya dan selanjutnya untuk mengarahkan kemana kiranya kita akan melangkah dalam kehidupan atau apa yang lalu akan kita buat sebagai tujuan hidup.jadi pengenalan terhadap jati diri kelak akan terkait dengan persoalan persoalan yang bersifat personal mulai dari persoalan eksistensi hingga ke persoalan amal perbuatan yang bersifat lahiriah yang akan dilakukan,atau dengan kata lain kalau di ibaratkan pohon ibarat mulai dari akar hingga ke ber buah nya

...........................................................

Tentu tidak sulit untuk mengenal identitas kita yang bersifat lahiriah,kita tinggal menyandarkannya kepada lingkungan lahiriah tempat kita berada; keluarga kita,lingkungan masyarakat tempat kita berada,bangsa serta negara kita,institusi pendidikan tempat kita belajar,teman teman kita dlsb.

Bila ada orang yang tidak kita kenal atau menanyakan identitas anda;siapa anda ? .. maka biasanya kita akan melekatkan kita dengan lingkungan lahiriah tempat kita berada atau beraktivitas.anda akan menyebutkan keluarga anda seperti orang tua atau suami atau istri atau institusi tempat anda bekerja, termasuk memberitahu posisi jabatan atau pangkat di institusi tempat anda bekerja itu

Demikian pula bila anda akan bekerja di suatu perusahaan dan staff perusahaan meminta anda menunjukkan identitas sekaligus keahlian yang anda miliki maka biasanya anda akan melekatkan diri anda dengan lingkungan lahiriah tempat anda berada sekaligus pekerjaan lahiriah yang biasa anda gumuli

Tetapi problem kehidupan yang manusia alami-jalani-temukan ternyata tidak selalu berkaitan dengan sisi atau aspek lahiriah semata.identitas diri yang bersifat lahiriah itu yang kita ambil dari keseluruhan aspek lahiriah yang berkaitan dengan diri kita ternyata tidak cukup memadai untuk membentuk jati diri yang sesungguhnya

Karena jati diri manusia seperti ada diantara potongan potongan puzzle yang tercerai berai yang terserak pada dimensi yang bersifat lahiriah dan yang bersifat abstrak sehingga untuk memahami siapa diri kita sebenarnya atau untuk mengenal jati diri yang sesungguhnya secara utuh maka kita harus menyusun satu persatu potongan potongan puzzle itu untuk menemukan wujud gambaran diri yang utuh

Karena walau kita telah mengumpulkan seluruh jati diri lahiriah kita secara komplet tetapi manusia masih sering jatuh pada keterasingan diri,perasaan asing terhadap diri masih akan selalu muncul.pertanyaan; 'siapa sebenarnya aku' ? sering muncul terbersit dalam kalbu terdalam dimana saat pertanyaan seperti itu muncul maka semua identitas lahiriah kita seolah memudar

Itu sebab manusia juga sering mengekspose dimensi batiniah-abstrak disamping yang bersifat lahiriah untuk mencari cari jati dirinya karena jati diri atau identitas lahiriah akan dirasa hanya sepotong saja dari identitas dirinya sebab itu ia lalu mencari potongan lain dari identitas dirinya tidak dari lingkungan lahiriahnya tapi dari dimensi dimensi abstrak yang ditemukannya

Dimensi abstrak yang biasa manusia gumuli untuk menemukan jati dirinya secara utuh diantaranya adalah Tuhannya,agama atau keyakinannya, ideologinya,pandangan filsafatnya,prinsip prinsipnya,idealisme nya dlsb.yang semua bersifat abstrak.walau tentu seluruh identitas abstrak itu akan tersembunyi ketika misal manusia diminta menunjukkan identitas formal

Nah dalam pembentukan jatidiri yang se utuhnya maka beragam aspek yang bersifat lahiriah dan yang bersifat abstrak-batiniah-spiritual itu akan saling bersinergi satu sama lain tetapi mana yang lebih kuat mempengaruhi maka itu bergantung pada kualitas spiritual masing masing individu

Ada orang yang merasa cukup dengan identitas lahiriahnya dan menjadikannya sebagai sandaran utama bagi pembentukan jati diri nya. biasanya aspek lahiriahnya itu adalah aspek yang sungguh sungguh ia banggakan.misal ia demikian bangga dengan identitas lahiriahnya sebagai petarung MMA yang menggenggam status juara,atau bangga sebagai siswa dari sebuah perguruan tinggi ber gengsi,atau bangga dengan statusnya sebagai orang yang memiliki kedudukan tinggi di masyarakat maka ia menjadikan semua itu sebagai tiang utama pembentukan jati dirinya

Tetapi ada orang yang mengabaikan aspek aspek yang merupakan lingkungan lahiriahnya dan lebih berupaya mencari cari jati dirinya ke dunia abstak-metafisik-spiritual,orang seperti ini biasanya orang yang banyak mengalami pergumulan batin-spiritual dan menemukan kepuasan serta kebahagiaan manakala menemukan sandaran bagi jati dirinya dari aspek aspek yang bersifat abstrak-spiritual karena ia memandang hal hal yang bersifat abstrak itu lebih bersifat substansial dalam membentuk jati diri manusia

Memang kelemahan dari jatidiri yang dibentuk oleh hal hal atau aspek aspek yang bersifat lahiriah adalah ia mudah luntur,memudar bahkan dapat hilang dalam sesaat.seorang yang kena musibah dan tiba tiba menjadi lebih miskin, menjadi cacat secara fisik,turun dari semula memiliki jabatan tinggi,tiba tiba kehilangan kehormatan di masyarakat karena kasus hukum dlsb. itu dapat merontokkan jati diri seseorang yang menyandatkan jati dirinya pada hal hal yang bersifat lahiriah

Semakin dalam seseorang mencari jati dirinya maka semakin ia akan masuk ke lorong dunia metafisis,kepada hal hal yang bersifat abstrak.kalau semula aspek aspek lahiriahnya itu menjadi sandaran pembentukan jati dirinya yang utama maka setelah ia mengembara lebih jauh ke dunia spiritual-metafisik maka seluruh aspek lahiriah yang dulu pernah membentuk jati dirinya itu akan dipandang sebagai tantangan,ujian,tempat untuk menguji jati diri spiritualnya.sehingga bahkan ada aspek lahiriah yang mesti ia tanggalkan demi menegakkan jati diri abstrak-spiritual nya itu

Kita sering mendengar misal ada yang semula rocker,berkecimpung serta bergaul dengan para pemusik serta penikmat musik,memiliki fans yang banyak dan tentu semula ia lebih mengenal jati dirinya lebih sebagai seorang rocker karena aspek lingkungan lahiriahnya saat itu yang lebih dominan, tetapi setelah mengalami peristiwa tertentu atau pergumulan batiniah tertentu sang rocker itu berubah pandangan dan lalu berubah haluan meninggalkan dunia keartisannya demi untuk mengikuti suara hati nurani nya yang lebih memilih merapat pada hal hal yang bersifat spiritual sebagai panduan hidupnya.maka ia lalu lebih memilih menjadikan hal hal yang abstrak-spiritual sebagai sandaran jati dirinya yang utama pengganti aspek aspek lahiriah yang dulu pernah jadi sandarannya.itu terjadi pada artis,pemusik atau rocker yang berubah haluan misal jadi ustadz atau pendeta

Atau dapat juga disimpulkan bahwa aspek yang membentuk jati diri seseorang itu ada yang lebih didominasi oleh aspek lahiriah nya dan ada yang lebih di dominasi unsur abstrak-metafisis nya dan mana yang lebih dominan itu bergantung pada kualitas serta kedewasaan yang bersangkutan tetapi intinya makin seseorang dewasa secara spiritual dan makin sering berhadapan dengan persoalan yang bersifat kompleks maka hal hal yang bersifat abstrak-metafisik akan lebih mendominasi.tetapi aspek metafisis itu lebih memerlukan kemandirian-tak bisa di setir atau dikendalikan oleh fihak luar-tak ada fihak luar yang dapat sepenuhnya membentuk jati diri kita karena perjalanan spiritual kita terjadi secara personal sehingga hanya diri kita yang betul betul mengetahui serta memahaminya

Seorang remaja biasanya mengenal serta membentuk jati dirinya secara simpel dari lingkungan lahiriah tempat ia berada,tetapi manusia tidak selalu dalam keadaan tetap baik secara fisik maupun spiritual, manusia dapat mengalami evolusi pengalaman spiritual yang amat panjang dimana kualitas pembentukan jati diri nya pun secara evolusi mengalami perubahan terus menerus dari yang semula bergantung atau lebih mengacu pada lingkungan lahiriah bisa mengerucut pada idea idea yang bersifat abstrak-spiritual-metafisis yang semua bersifat personal

Mudah mudahan tulisan dapat mengingatkan siapapun akan persoalan jati diri yang bagi sebagian mungkin telah selesai tapi bagi sebagian mungkin masih belum atau masih dalam proses.



Seringkali terlontar tanpa terpikir..
Siapa Aku?
Aku siapa?
Siapa?
Aku?

Aku adalah....
Seorang anak manusia..
Yang dilahirkan dari rahim seorang Ibu yang begitu Mulia,,
Yang ketika terlahir ku menangis begitu hebatnya..tapi ku heran kenapa orang disekitarku justru tertawa?
Yang terlahir dengan taken contact pada sang pencipta Allah Azza Wa Jalla, bahwa Aku di cipta untuk senantiasa beribadah Kepada-Nya..tapi kenapa Aku masih saja lalai?

Dan Aku..
selama 23 tahun berkelana menjalani hidup..
Mencari dan terus mencoba membuka celah hidayah-Nya..
yang terkadang Aku hanya menjalani hidup hanya sekedarnya..
memulai hari dengan membuka mata, menjalani rutinitas, beristirahat dan terus saja seperti itu..
Aku sama seperti manusia pada umumnya..
terkadang masih sering saja menjalani tanpa arah tujuan..
yah..terlalu pasrah pada keadaan..




Hingga Akhirnya Aku..
Menemukan Jalan Kesadaran untuk hidup lebih bermakna..
bahwa hakikatnya hidup itu begitu sayang untuk disia-siakan..
Bahwa nilai kehidupan  itu bukan karena bisa berumur panjang dan hidup sampai tua dengan rutinitas itu-itu saja..
Mengapa??
Apa gunanya berumur panjang, namun hidup penuh kesia-siaan?

Dan Yang Ku Tau..
Bahwa nilai kehidupan itu sangatlah berarti,
Terlebih jika Aku dapat menanam kebaikan dan bermakna bagi kehidupan orang lain dan kehidupan itu sendiri.

Bahwa aku harusnya senantiasa bersyukur..
Aku harus senantiasa bersabar dalam tahapan kehidupan..bukan hidup namanya jika tanpa tantangan dan ujian..

Bahwa Aku harus selalu memperbaiki diri..
Menilik dan memperbaiki kekurangan dalam diri adalah hal utama yang harus kulakukan.

*Semangat memperbaiki dan mengenal diri lebih dalam lagi.... ^^

Barangsiapa Mengenal Dirinya Pastilah Mengenal TuhanNya


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Temu Kangen Alias Reunian SMA Cimindi

Amalan Anak Kunci Pembuka Khasanah Langit dan Bumi

KEBUN TEH PANGHEOTAN CIKALONG WETAN