Mengenang Sosok Mertua

Mimih
Kini, satu tahun sudah, engkau telah tiada
Keriput di kulit, dan uban banyak di kepala
Hanyalah sedikit saja pertanda
Pengalaman hidup buatmu membuat bijaksana

Mimih
Kini,  anak mu yang terhitung untuk hidup dan punya usia
Namun tak pernah padam, engkau punya api yang menyala
Tak pernah redup, engkau punya semangat yang menggelora
Seperti dahaga, untuk bekerja dan berkarya
Sumbangkan bukti yang nyata

Mimih
Kini engkau telah tiada
Pada kebaikan dan kebajikan, engkau selalu terjaga
Pada kemajuan dan perbaikan, engkau tak kehabisan kata
Pada kehormatan dan kemuliaan, engkau tak surutkan asa

MIMIH
Tak pernah kami dapati engkau berair mata
Meskipun lelah dan letih yang  mendera
Engkau selalu lepaskan lewat derai tawa bahagia
Katamu, hidup harus diberi warna dengan kerja dan doa

Mimih
Bahkan dalam gulita
Engkau masih punya cahaya
Bahkan dalam kebisuan kata
Engkau masih punya banyak cerita

Mimih
Kami menjadi saksi mata
Yang saksikanmu dengan nyata
Dalam sedih, engkau masih bisa tertawa
Dalam sempit, engkau masih bisa bahagia
Katamu, hidup jangan biarkan berlalu tanpa makna

Mimih
Tambah lagi usia engkau tiada
Kami tahu, engkau akan terus tambah bijaksana
Sebagaimana Tuhan, kepadamu, turunkan nama

Mimih
Dalam sembunyi dan sunyi
Kami haturkan doa nan sepi
Agar engkau tetap jadi teladan kami
Walau engkau telah tiada

Mimih....
Ini adalah ungkapan rasa
Dari menantu yang biasa-biasa saja
Kepada mertua yang luar biasa
Dari menantu yang tak mampu paripurna
Kepada mertua yang sempurna
Dari menantu yang apa adanya
Kepada mertua yang istimewa.

Penulis: H.Akang Permana, SP, MM

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Temu Kangen Alias Reunian SMA Cimindi

Amalan Anak Kunci Pembuka Khasanah Langit dan Bumi

KEBUN TEH PANGHEOTAN CIKALONG WETAN